Monday, April 6, 2009

Thanks to My Father

Terinspirasi dari tulisan kakak tingkat yang membahas tentang tips blogging, membuat ku berfikir kenapa aku bisa suka menulis dan ngeblog?

Jika dilihat kebelakang, aku termasuk pemula di dunia blogging. July 2008 itulah awal mula aku menorehkan tulisan ku di blog ini. Kalau seorang manusia, blog ini bisa dikatakan masih bayi karena umurnya belum cukup satu tahun jadi harap dimaklumi jika tulisan – tulisan didalamnya pun masih seperti bayi yang baru belajar berjalan.

Kiprah ku di dunia tulis menulis pun belum seberapa, belum ada tulisan yang bisa di lombakan, belum ada karya ilmiah yang ku hasilkan tapi aku sedang berusaha untuk terus memperbaiki nya baik baik dari kosa kata maupun tata dan gaya bahasanya. Aku pernah dengar sebuah perkataan bahwa jika kita ingin menumbukan minat menulis maka mulailah dari hal yang kita senangi dan yang kita alami. Itu salah satu jawaban kenapa kebanyakan tulisan di blog ini berisikan cerita kehidupan sehari – hari ku. Karena dengan menuliskan kejadian yang ku alami sehari – hari lah minat menulis ku akan muncul.

Aku bukan lah orang pintar dalam merangkai kata, aku bukanlah mahasiswa jurusan B. Indonesia yang banyak tahu tentang teori menulis, aku hanya seorang insan yang baru merasakan nikmatnya menulis. Oleh karena itu, apapun itu selagi bisa kutuliskan, aku akan mencoba menuliskannya.

Aku jadi teringat ketika smp, papa ku begitu semangat mengajariku menulis sebuah berita, papa juga sangat antusias mengikutkan ku dan kakak dalam setiap pelatihan – pelatihan jurnalistik yang di adakan di sekolah maupun di luar, itu semua ia lakukan karena papa menginginkan kami bisa mengikuti jejaknya sebagai seorang wartawan. Tapi sayangnya, semangat papa itu tidak mendapat respon yang baik dari ku, karena aku merasa tidak berbakat di bidang jurnalistik. Walaupun akhirnya untuk membahagiakan hati nya aku tetap ikut pelatihan jurnalistik, dan mencoba membuat sebuah berita yang sempat juga diterbitkan di Koran. Tapi itu semua melalui pengeditan yang cukup banyak dari Papa. Setelah menulis berita pertama itu, aku tidak pernah mau lagi menulis berita karena aku merasa menemukan banyak kesulitan dalam hal merangkai kata – kata dan permasalahan lainnya. Aku selalu menghindar dan mengkambing hitamkan tugas sekolah setiap kali papa memberiku ide untuk menuliskan berita tentang kegiatan yang dilakukan sekolah. Yah, sampai akhirnya papa menyerah dan membiarkan ku memilih jalan yang ku inginkan.

Sekarang, ketika aku berada jauh dari nya, aku baru menyadari dan merasakan nikmatnya menulis. Tanpa ada paksaan pun aku dengan senang hati menulis setiap kegiatan yang kulalakukan sehari – hari. Tanpa ada anjuran pun aku dengan sendirinya semangat mengikuti workshop yang bertemakan Jurnalistik. Entahlah, aku juga tidak tahu persis, angin apa yang membawa ku bisa menyukai nya.

Dan jika papa tahu ini semua, mungkin ia akan bahagia mendengarnya. Karena semua harapannya sedikit demi sedikit mulai ku tekuni dan ku sukai.

Thanks pa, atas semuanya…sekarang baru kusadari niat baik yang papa berikan selama ini, sekarang baru ku pahami tujuan Papa menganjurkan ini dan itu pada ku, karena itu semua tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kebaikan ku sendiri.

Tolong doa kan anak mu ini agar terus semangat belajar dan menekuni bidang ini, sehingga nanti bisa menjadi apa yang kau harapkan.

4 comments:

Anonymous said...

Bapak wartawan?
Jujur sih, dulu pernah pengen jadi wartawan, hehe :P
Kayaknya seru...


Ayo, sama2 menulis...

Isil said...

@kipli : yups..Pernah pnya cta2 jd wrtawan y pli?Aku malah g pernh sdktpun..

Hayo mari menulis..

Dah ikt group blog utk ikom t blom?Kan lumayan bwt sling menyemangati..

Anonymous said...

Huuuih...
Mantap.. mantap...
Sama kya bapaku sil, cuma bukan nyuruh anak nya supaya terus nulis, tapi supaya terus membaca.
Bapaku udah kya perpustakaan berjalan lah ...

Isil said...

@4z1z4h
makasih teh,akhirnya te2h kasih komen juga disini heheh

oh iya????berarti enak dong,banyak punya buku dan ada bajet buat beli buku

Post a Comment