Tuesday, October 20, 2009

Aku telah 20 tahun....(dari catatan seorang sahabat)

Sebuah note yang saya ambil dari fb seorang sahabat, subhanallah sangat menyentuh...khususnya bagi kaum wanita..Dan alangkah pelitnya saya, kalau tidak mau menshare nya ke teman-teman..
Silahkan dibaca, insyallah sangat bermanfaat..

Saudariku, hari ini aku genap 20 tahun mendiami negeri ini. Mungkin aku belum dewasa, hanya saja aku telah mendapat tempat di hati penghuni negeri ini. Mungkin saja aku masih terlalu gamang menatap masa depanku, namun aku tetap yakin akan keteguhan bidadari-bidadari suci yang selalu bersandar pada diriku.

Aku sangat bahagia akan jutaan bahkan puluhan juta jiwa-jiwa suci yang sangat nyaman di sisiku. Kebahagiaanku mungkin melebihi kebahagiaan para leluhurku empat belas abad yang lalu saat pertama kali terlahir di negeri paling gersang di muka bumi ini. Mungkin kebahagiaanku juga tidak akan bisa dirasakan oleh saudari-saudariku di belahan bumi yang lain saat ini. Aku tidak pernah menyangka akan diizinkan ke sekolah dan kampus, ke rumah sakit, ke instansi pemerintahan, ke kantor kepolisian bahkan sampai ke istanan. Aku bahagia karena aku telah dipercaya mengayomi dan melindungi puluhan juta hati lembut perindu surga-Nya.

Dua puluh tahun aku bisa menghirup udara kebebasan di negeri yang semula tak ada asa di sini. Aku bersyukur, telah dikaruniai Aisyah-Aisyah kecil yang sebelumnya sangat jauh dari dugaanku akan menjadi pembelaku. Aku berterimakasih atas perjuangan mereka agar diriku tidak tercerabut dari sejarah bangsa ini. Aku bahkan sangat bersyukur punya Fathimah-Fathimah agung dari anak negeri ini yang telah mengorbankan segalanya buatku.

Aku sering menangis bila mengenang perjuangan mereka saat harus membelaku. Mereka rela meninggalkan bangku sekolah bahkan kuliah mereka demi aku. Mereka bahkan rela diusir oleh keluarga yang selama ini menjadi tempat mereka berteduh; kehilangan fasilitas, kehilangan sumber keuangan, kehilangan kehormatan di mata manusia. Bahkan, ada beberapa bunga bangsa ini yang mengikhlaskan nyawanya direnggut paksa oleh para tirani bangsa ini yang tidak menginginkan aku hidup di negeri ini.

Aku tidak ingin jadi penyebab pertikaian berdarah itu lagi, Saudariku. Cukuplah sekelompok kecil keturunan Israil yang sombong itu yang harus menelan kisah pahit, diperangi karena berani melecehkanku. Mungkin mereka berpikir, aku hanya ditemani Aisya-Aisyah kecil pembelaku yang lemah itu atau Fathimah-Fathimah agung yang cengeng itu. TIDAK. Di belakangku, ada jutaan pemuda-pemuda gagah yang akan rela mengorbakan apapun demi aku. Di belakangku ada pemuda-pemuda yang selalu menundukkan pandangannya setiap kali berjumpa denganku, pemuda-pemuda yang tak ingin sedikitpun aku dilecehkan, yang tak ingin aku dihina.

Saudariku, akulah JILBAB

Akulah selembar kain sederhana yang selalu menutupi kehormatanmu. Akulah risalah suci dari Tuhanmu untuk menjaga dirimu dari mata-mata liar pemuas nafsu syaithoni. Akulah yang akan menjadi saksi di pengadilan Tuhanmu atas keteguhanmu menjaga diri. Akulah kisah agung yang akan mengantarkanmu ke negeri indah di suatu masa kelak.

Saudariku, aku tidak ingin ucapan selamat ulang tahun darimu. Aku hanya ingin selalu berada di atas mahkotamu. Aku hanya ingin selalu menyaksikanmu dalam keteguhan dan kepercayaan pada risalah ini. Aku hanya ingin memohon padamu, jangan pernah tinggalkan aku. Jangan pernah biarkan aku tersingkap. Jangan pernah biarkan aku jadi bahan cacian oleh hati-hati pendengki. Jaangan pernah biarkan aku lepas dari fitrahku; lebar, panjang, tebal, dan menjulur hingga dadamu. Jangan pernah biarkan aku terlilit sekenanya di kepalamu, sedangkan dadamu membusung tanpa sempat kututupi. Jangan pernah sandingkan aku dengan pakaian yang dibenci oleh Tuhan dan Teladanmu, berpakaian tapi sebenarnya engkau telanjang, berpakaian tapi tubuh indahmu enkau biarkan tercetak dengan jelas, berpakaian tapi sebagian auratmu tersingkap.

Saudariku, itu saja permintaan dariku. Aku tidak mengharapkan kado darimu, karena aku adalah Kado dari Tuhanmu.



No comments:

Post a Comment